Minggu, 01 April 2012

Gerak pada tumbuhan


        Gerak pada tumbuhan tingkat tinggi bukan berarti pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, akan tetapi sebenarnya berupa pembengkokan bagian tumbuhan akibat pertumbuhan yang tidak seimbang atau akibat turgor jaringan yang tidak sama. Gerakan pada tumbuhan dapat dibedakan berdasarkan bagian yang bergerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan tersebut. Macam gerak tersebut adalah gerak higroskopis, gerak endonom, dan gerak esionom.
1. Gerak higroskopis
    Gerak higroskopis adalah gerak karena perbedaan kadar air yang tidak merata pada bagian tubuh tumbuhan. Gerak tersebut dijumpai pada pecahnya kulit buah polong, membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku, serta membuka dan menutupnya gigi peristom pada sporangium lumut. Jika buah polong, misalnya buah bunga merak (Caesalpinia pulcherima) terkena sinar matahari, maka bagian yang kena sinar akan kehilangan air lebih banyak, mengakibatkan terjadi perbedaan kadar air pada kedua sisi buah polong-polongan tersebut. Perbedaan kadar air tersebut menyebabkan mengembang dan mengerutnya kulit buah menjadi tidak seimbang. Akibatnya, sisi yang ikatannya kurang kuat akan pecah mendadak. Biji yang ada di dalamnya akan melenting.
2. Gerak endonom
   Gerak endonom adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam. Jenis rangsangan juga belum jelas sehingga ada pakar yang menyebutkan gerakan tersebut terjadi karena kemauan tumbuhan maka sering disebut gerak otonom. Contoh gerak endonom, antara lain gerak sitoplasma pada sel umbi lapis bawang merah, gerak melingkar batang gadung (Dioscorea sp.), palmae, maupun batang kacang panjang. Ujung batang gadung akan selalu melilit batang rambatannya ke arah kiri, sedangkan ujung batang kacang panjang akan melilit ke arah kanan. Mengapa demikian?
3. Gerak esionom
    Gerak esionom adalah gerak berupa reaksi terhadap rangsang dari luar. Rangasangan itu dapat berupa cahaya, gravitasi bumi, sentuhan, senyawa kimia, dan air. Gerak esionom dibedakan menjadi tiga, yaitu nasti, tropisme, dan taksis.
     I. Nasti
        a. Niktinasti
            Niktinasti adalah gerak menutupnya daun pada banyak spesies Leguminoceae ketika malam hari. Pada sebagian besar peristiwa niktinasti, permukaan daun ada pada posisi horizontal dan menghadap ke matahari sepanjang hari, tetapi melipat dalam posisi vertikal jika matahari terbenam (Gambar 8.27). Jadi, terjadinya
periode yang berselang antara terang dan gelap itulah yang mengatur
gerakan tersebut.

     Gerak niktinasti terjadi karena perubahan turgor suatu jaringan yang memiliki struktur khusus pada persendian tangkai daun (pulvinus). Jaringan tersebut tersusun dari sel-sel khusus (sel motor) yang berfungsi sebagai pemompa ion K+ dari satu bagian ke bagian lainnya. Dengan demikian akan mengubah potensial air pada sel-sel tertentu. Pada pohon ki hujan (Samanea saman) anak-anak daunnya menggantung pada malam hari, gerakan ke atas anak daun pada pagi hari disebabkan oleh peningkatan turgor pada sel motor ventral dan penurunan turgor pada sel motor dorsal. Perubahan yang sebaliknya terjadi ketika anak daun melipat dan menggantung pada waktu matahari terbenam. Jika ion K+ dipompa keluar dari sel-sel pulvinus maka akan diikuti mengalirnya air keluar dari sel-selitu. Hal itu menyebabkan turunnya tekanan turgor pada jaringan pulvinus di jaringan persendian daun sehingga tangkai daun menuju kebawah dan terjadilah gerak tidur.                                             b. Seismonasti
    Seismonasti adalah gerak menutupnya daun yang disebabkan oleh sentuhan (Gambar 8.28). Mekanisme dari gerak tersebut disebabkan oleh perubahan turgor pada pulvinus, sama seperti prinsip gerak tidur (niktinasti). Untuk lebih jelasnya, lakukanlah pengamatan gerak seismonasti pada si kejut (Mimosa pudica). Bagaimanakah pola gerakannya?
c. Fotonasti
    Fotonasti adalah gerak nasti karena rangsangan cahaya, misalnya membukanya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari. Sebenarnya tidak semata-mata cahaya, tetapi ada faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya bunga tersebut, seperti suhu maupun kelembaban udara.

                                    Gambar 8.28. Gerak seismonasti pada Mimosa pudica(Campbell, 1997).
d. Termonasti
    Termonasti adalah gerak nasti karena rangsang suhu, misalnya bunga tulip (di daerah dingin) yang membuka karena pengaruh temperatur. Bunga tersebut akan mengembang jika mendadak mengalami kenaikan temperatur dan akan menutup lagi jika temperatur menurun.

e. Gerak kompleks
    Gerak kompleks adalah gerak nasti yang terjadi karena berbagai faktor rangsangan yang bekerja sama. Berbagai rangsangan tersebut, antara lain zat kimia, suhu, cahaya, dan air. Proses membukanya stomata daun pada siang hari dan menutup di malam hari merupakan contoh dari gerak tersebut.

 

II. Tropisme
   Tropisme ialah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan dengan arah gerak yang ditentukan oleh arah datangnya rangsang. Jika arah gerak mendekati sumber rangsangan, disebut tropisme positif. Sebaliknya, jika menjauhi rangsangan disebut tropisme negatif. Berdasarkan cara perangsangannya, gerak tropisme dapat dibedakan
menjadi gerak fototropi, geotropi, tigmotropi, dan hidrotropi.
a. Fototropisme
    Fototropisme adalah gerak tumbuh bagian tubuh tumbuhan karena rangsangan cahaya. Hal itu dapat kita lihat pada tanaman pot yang kita letakkan dekat jendela, dimana cahaya hanya datang dari satu sisi (Gambar 8.24).Dapatkah kalian menduga apa yang akan terjadi pada pertumbuhan batang tersebut? Fototropisme dapat dibedakan menjadi fototropisme positif dan fototropisme negatif. Gerak tumbuh ujung batang menuju ke arah datangnya cahaya adalah contoh gerak fototropisme positif, sedangkan gerak pertumbuhan akar menjauhi sumber cahaya disebut fototropisme negatif.
      Orang pertama yang melakukan eksperimen untuk mempelajari pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan batang adalah Charles Darwin, biolog Inggris yang amat terkenal dalam mempelajari evolusi. Percobaan lain untuk menyelidiki gerak fototropi adalah dengan menggunakan klinostat! Tumbuhan yang ditempatkan pada klinostat diletakkan mendatar dan diputar secara perlahan-lahan sehingga bagian tumbuhan tersebut mendapat cahaya secara merata. Akibatnya, batang dan akar tumbuhan itu tetap mendatar. Mengapa demikian? Dapatkah kalian meramalkan apa yang akan terjadi jika pemutaran dihentikan? Mengapa hal itu terjadi?
b. Geotropisme
    Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke pusat bumi karena rangsangan gaya gravitasi bumi. Gerak tersebut juga dapat dibedakan menjadi gerak geotropisme positif dan geotropisme negatif. Contoh gerak geotropisme positif adalah gerak pertumbuhan akar menuju ke arah pusat bumi. Perhatikan Gambar 8.29! Ke manakah arah pertumbuhan batang dan akar tumbuhan tersebut? Mengapa demikian?

c. Tigmotropisme (haptotropisme)
    Tigmotropisme atau haptotropisme adalah gerak membelok bagian tubuh tumbuhan sebagai akibat dari sentuhan atau
persinggungan (Gambar 8.30). Contohnya adalah gerak ujung batang atau ujung sulur pada famili Cucurbitaceae, misalnya mentimun dan markisa (Passiflora quadrangularis). Jika ujung sulur menyentuh ranting atau batang tumbuhan lain pada sisi kirinya maka sulur akan membelok melilit ke arah kiri. Jika tidak tersentuh, ujung sulur akan tumbuh lurus. Jika tersentuh pada sisi kanannya maka ujung sulur akan melilit memutar ke kanan.
d. Hidrotropisme
    Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan menuju ke tempat yang lembab atau karena rangsang air. Arah gerak pertumbuhan akar menuju lapisan tanah yang cukup air juga merupakan contoh gerak tersebut
e. Kemotropisme
    Kemotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Misalnya gerak tabung sari menuju tempat pembentukan sel telur, gerak ujung akar menuju ke lapisan tanah yang kaya unsur hara, dan gerak akar napas menuju ke tempat yang cukup O2 (Gambar 8.31).
III. Taksis
    a. Fototaksis
        Fototaksis adalah gerak yang disebabkan oleh cahaya. Contoh gerak tersebut adalah gerakan Euglena menuju ke
        tempat yang bercahaya dan gerakan pemencaran spora dari sporangium jamur Pilobolus sp.
    b. Kemotaksis
        Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh rangsangan zat kimia. Contoh gerak tersebut adalah gerakan
        spermatozoid ke arah sukrosa atau asam maleat pada arkegonium tumbuhan lumut atau paku dan gerakan bakteri
        aerob menuju ke tempat yang banyak O2.
        8.7. Reproduksi pada tumbuhan

                                                        Gambar 8.32. Struktur bunga (Campbell, 2006).
        Reproduksi (re = ulang, produksi = hasil), mengandung arti perkembangbiakan. Dispersal, artinya pemencaran alat-alat perkembangbiakan. Untuk melestarikan jenisnya, (kelangsungan hidup dan proses mempertahankan jenis) tumbuhan mengadakan perkembangbiakan dengan cara yang berbeda-beda menurut jenisnya masing-masing. Alat perkembangbiakan pada tumbuhan lengkap seperti Gambar 8.32. Perkembangbiakan pada umumnya dibedakan dalam dua cara berikut ini:
              1. Perkembangbiakan aseksual
              2. Perkembangbiakan seksual
1.Perkembangbiakan aseksual (vegetatif)
   Reproduksi aseksual (vegetatif) yaitu terjadinya calon individu baru tanpa peleburan gamet jantan dan gamet betina.       Perkembangbiakan vegetatif berdasarkan ada tidaknya campurtangan manusia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
    a. Vegetatif alamiah, pada perkembangbiakan ini calon individu baru terjadi tanpa peleburan 2 buah gamet dan tanpa
        campur tangan manusia. Misalnya:
     * Pembelahan sel, seperti pada Amoeba proteus, Chlorophyceae, dan bakteri.
    * Pembentukan spora (sel terspesialisasi bereproduksi vegetatif dan spora terbentuk dari peleburan dua sel dilakukan
       secara generatif), seperti jamur (fungi).
    * Fragmentasi (melepaskan sejumlah sel disebut homogonium), seperti Cyanophyceae, dan Liken.
    * Pembentukan tunas/anakan, seperti bambu dan pisang.
    * Tunas adventif, seperti cocor bebek.
    * Rizoma = rimpang (batang yang tumbuh sejajar di bawah permukaan tanah), seperti alang-alang.
    * Kormofita, seperti mangga, durian, dan sawo manila.
    * Umbi lapis, seperti bawang merah (Allium cepa).
    * Umbi batang, seperti kentang.
    * Umbi akar, seperti ubi kayu.
    * Geragih atau stolon (batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah), seperti lengkuas, dan jahe.
b. Vegetatif buatan, merupakan perkembangbiakan dengan bantuan campur tangan manusia. Misalnya: mencangkok,
    menempel (okulasi), menyambung, merunduk, mengenten, dan stek. Keuntungannya ialah mendapatkan tanaman     
    sesuai dengan sifat induknya dan cepat menghasilkan buah. Sedangkan kerugiannya ialah tumbuhan tidak kokoh dan
    tidak tahan hidup lama.
2. Perkembangbiakan seksual (generatif)
   Generatif (seksual), yaitu terjadinya calon individu baru didahului dengan peleburan sepasang gamet. Reproduksi generatif dapat berlangsung dengan cara:
* Konyugasi (peleburan dua sel yang belum terspesialisasi disebut zygospora). Contoh: Chlorophyta.
* Fertilisasi (peleburan sepasang gamet membentuk zigot).  Contoh: Chrysophyta
* Partenogenesis (ovum tidak dibuahi, dapat menjadi individu baru). Contoh: Spermatophyta.

  • Metagenesis (pergiliran keturunan dimana reproduksi vegetatif bergantian dengan generatif). Contoh: Cormophyta.
          Pada tumbuhan berbiji, pembuahan didahului oleh peristiwa penyerbukan atau persarian. Penyerbukan terjadi apabila serbuk sari sampai pada tempat tujuannya. Pada Gymnospermae, serbuk sari sampai di tetes penyerbukan pada bakal biji dan pada Angiospermae terjadi bila serbuk sari sampai di kepala putik. Berhubungan dengan peristiwa penyerbukan dan pembuahan ini maka tumbuhan berbiji memiliki alat penyerbukan yaitu serbuk sari dan kepala putik. Serbuk sari/tepung sari terdapat pada benang sari,kepala putik terdapat pada putik
I. Macam-macam penyerbukan (Polinasi)
   Polinasi (penyerbukan) adalah jatuhnya serbuk sari yang berisi sperma ke tempat bakal biji yang berovum. Polinasi hanya terdapat pada tumbuhan yang mempunyai serbuk sari dan bakal biji, yaitu pada Angiospermae dan Gymnospermae.
Penyerbukan dibagi berdasarkan:
   a. Asal serbuk sari, yaitu:
       1. Penyerbukan sendiri (autogami), yaitu serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Kalau penyerbukan terjadi 
           selagi bunga belum mekar disebut kleistogami.
       2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), yaitu serbuk sari berasal dari bunga lain pada satu individu.
       3. Penyerbukan silang (alogami), yaitu serbuk sari berasal dari individu lain yang spesiesnya sama.
       4. Penyerbukan bastar, yaitu serbuk sari berasal dari bunga tumbuhan yang berbeda spesies.
   b. Faktor yang menyebabkan serbuk sari sampai di tempat tujuan (dengan perantara), dibedakan atas:
       1. Penyerbukan dengan bantuan angin (anemogami)
           Ciri-ciri tumbuhannya ialah memiliki serbuk sari yang banyak, lembut, kering dan warna mahkota tidak perlu
           menarik perhiasan bunganya tidak ada dan kalau ada hanya kecil, sederhana dan ringan. Misalnya: pada
           padi-padian dan berbagai jenis rumputrumputan.
       2. Dibantu oleh air (hidrogami), misalnya terjadi pada Hydrilla sp.

       3. Dibantu oleh hewan (zoidogami) dibedakan atas:
           a. Penyerbukan dengan bantuan serangga (entomogami). Ciri tumbuhannya: memiliki mahkota yang menarik       

               (berwarna warni), menghasilkan madu, atau serbuk sari.
           b. Penyerbukan dengan bantuan burung (ornitogami)Ciri tumbuhannya: bunganya mengandung banyak madu,
               berukuran besar.
           c. Penyerbukan dengan bantuan kelelawar (kiropterogami). Ciri tumbuhannya: bunganya mekar pada malam hari.
           d. Penyerbukan siput (malakogami) Terjadi pada tumbuhan yang sering mendapat kunjungan dari siput.
       4. Dibantu oleh manusia (antropogami), karena di alam tidak ada perantara yang cocok dalam proses penyerbukannya, misalnya pada tumbuhan vanilli. Faktor-faktor yang menyebabkan tumbuhan tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri (autogami) adalah:
(i) Dioseus (berumah dua), yaitu serbuk sari dan putik terletak pada individu yang berbeda. Contoh: salak, melinjo.
(ii) Dikogami, yaitu masaknya serbuk sari dan putik tidak bersamaan, dapat dibedakan atas:
a. Protogini, yaitu putik matang lebih dulu. Contoh: cokelat, alpokat.
b. Protandri, yaitu serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu. Contoh: jagung.
c. Herkogami, yaitu serbuk sari tidak dapat jatuh ke kepala putik (vanili).
d. Heterostili
      Yang terjadi pada serbuk sari setelah penyerbukan :

  •    Eksin pecah, serbuk sari membentuk buluh serbuk dan di dalamnya mengandung dua inti yaitu inti tabung dan inti   
       generatif. Inti generatif membelah menghasilkan dua inti sperma. Buluh serbuk memanjang menuju mikropil. 

  •    Sinergid membantu inti sperma memasuki bakal biji melalui mikropil.
  •    Dalam bakal biji satu inti sperma melebur dengan ovum, hasilnya adalah zigot diploid. Inti sperma lainnya melebur
       dengan dua inti kutub membentuk inti triploid yang akan berkembang menjadi endosperm = tempat makanan

       cadangan untuk lembaga ( fertilisasi ganda pada Angiospermae). Pada Gymnospermae semua inti sperma melebur

       dengan ovum (fertilisasi tunggal).
       Cara masuknya inti sperma ke dalam bakal biji dibedakan menjadi:
• Porogami : bila inti sperma masuk melalui mikropil
• Aporogami: bila inti sperma masuk tidak melalui mikropil, misalnya melalui kalaza disebut Kalazogami.
       Cara terbentuknya lembaga (bakal tumbuhan baru) dilakukan dengan:
• Amfiksis, bila lembaga berasal dari hasil peleburan ovum dan sperma.
• Apomiksis, bila lembaga bukan berasal dari hasil peleburan ovum dan sperma.
  Apomiksis dapat terjadi secara :

  •  Partenogenesis, embrio berasal dari ovum yang tidak dibuahi.
  •   Apogami, embrio berasal dari bagian lain dari luar kandung lembaga tanpa dibuahi misalnya dari sinergid.
  •  Embrionik adventif, embrio berasal dari sel di luar bakal biji tanpa dibuahi.
      Apomiksis dapat menyebabkan terbentuknya lebih dari satu embrio (poliembrioni) dalam biji, sering terdapat pada biji mangga dan jeruk.
II. Pembuahan
    Pembuahan (fertilisasi) adalah peristiwa terjadinya peleburan antara gamet jantan dan betina. Terdapat perbedaan pembuahan pada gymnospermae dan angiospermae. Pada gymnospermae, terjadi pembuahan tunggal, sedangkan pada angiospermae terjadi pembuahan ganda.
    a. Pembuahan tunggal pada Gymnospermae
        Pembuahan tunggal terjadi bila setiap pembuahan (satu kali pembuahan) menghasilkan embrio. Tumbuhan yang melaksanakan pembuahan ini mempunyai alat perkembang biakan yang berkumpul pada satu badan yang disebut strobilus (kerucut). Strobilus jantan kecil disebut mikrosporofil, sedangkan strobilus betina besar disebut
        makrosporofil.
        Jalannya pembuahan tunggal
        1. serbuk sari (mikrospora) yang sampai di tetes penyerbukan (pada strobilus betina) terisap masuk ke ruang  serbuk sari melalui mikropil. Serbuk sari ini terdiri dari sel generatif atau sel anteridium (kecil) dan sel vegetatif  atau sel tabung (besar).
        2. serbuk sari yang berada di ruang serbuk kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari menuju ruang arkegonium. Pada saat itu sel generatif membelah menjadi dua yaitu sel dinding (dislokator) dan sel
 spermatogen.Sel spermatogenkemudian membelah lagi membentuk dua sperma yang berambut getar.
        3. selanjutnya sel vegetatif lenyap, sedangkan sel sperma yang berambut getar membuahi ovum yang terdapat pada ruang arkegonium dan akhirnya terbentuklah zigot.
b. Pembuahan ganda pada Angiospermae
    Pembuahan ganda terjadi dua kali pembuahan yang menghasilkan satu embrio dan endosperm (Gambar 8.33).
Jalannya pembuahan ganda Sebelum pembuahan ini terjadi, terlebih dahulu ada perubahanperubahan pada benang sari dan pada putik, antara lain:
1. Perubahan pada putik
   a. Di ruang bakal biji (ovul) sel kandung lembaga dalam nuselus membelah menjadi 4, 3 di antaranya kemudian  menyusut dan yang satu lagi menjadi sel calon kandung lembaga primer. Inti sel calon kandung lembaga primer membelah menjadi 2 dan masingmasing menuju kutub. Kemudian masing-masing membelah lagi 2 kali
 berturut-turut sehingga terbentuk 8 inti.
    b. Di dekat mikropil terdapat 3 inti yang menempatkan diri pada dinding disebut antipoda. Sedangkan inti yang satu lagi menuju ke tengah bergabung dengan satu inti yang lain dan membentuk inti kandung lembaga sekunder (polar  nuclei = inti polar).
   c. Di dekat mikropil terdapat 3 inti yang menempatkan diri pada dinding bagian tengah disebut sel telur, sel pengapitnya disebut sinergid. Dalam keadaan seperti inilah putik siap dibuahi.


              Gambar 8.33. Perkembangan gametofit dan pembuahan ganda pada Angiospermae(Campbell, 2006).
2. Perubahan pada serbuk sari
   Setelah proses meiosis berlangsung dalam kotak sari maka akan dihasilkan butir serbuk sari (polen). Serbuk sari mempunyai 2 membran, membran luar (ektin) dan membran dalam (intin). Serbuk sari ini mempunyai 2 inti yakni, inti vegetatif (inti tabung) dan inti generatif. Serbuk sari yang jatuh di kepala putik setelah beberapa saat akan berkecambah (tumbuh). Ektinnya pecah dan intin membuat buluh serbuk sari (pollen tube=buluh serbuk sari). Jadi dalam buluh serbuk sari terdapat inti vegetatif pada bagian depan dan inti generatif di bagian belakang.
     Perkembangan berikutnya inti generatif membelah lagi menjadi 2 inti generatif (inti sel sperma) tanpa rambut getar. Inti generatif yang di depan disebut inti generatif I (di belakang inti vegetatif) dan inti generatif yang berada di belakang inti generatif I disebut inti generatif II (inti sperma II). Jadi pada buluh serbuk (tabung serbuk sari) sekarang dijumpai 3 inti dan telah siap untuk mengadakan pembuahan.
       Saat-saat pembuahan
      Melalui tabung buluh serbuk sari, inti vegetatif akan sampai ke mikropil dan seketika lenyap. Selanjutnya inti generatif I dan inti generatif II bergerak menuju ruang kandung lembaga. Inti generatif l melebur dengan inti sel telur membentuk zigot yang akan berkembang menjadi embrio (bakal individu baru), inti generatif II membuahi inti kandung lembaga sekunder menjadi endosperm. Endosperm berperan sebagai cadangan makanan bagi perkembangan embrio kelak.
Berkaitan dengan proses penyerbukan dan pembuahan di atas, beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:
a. Porogami, yaitu masuknya sperma ke dalam kandung lembaga melalui mikropil. Sedangkan bila tidak melalui mikropil
    disebut aporogami.
b. Kalazogami, yaitu masuknya sperma ke dalam kandung lembaga  melalui kalaza.
c. Amfiksis, merupakan peleburan ovum dan sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio.
d. Ampomiksis, yaitu pembentukan embrio tanpa didahului oleh peleburan sperma dan ovum. Terjadi karena:         .           a. Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur yang tidak dibuahi.
            b. Apogami, yaitu pembentukan embrio dari bagian lain kandung lembaga tanpa perkawinan. Misalnya dari

               sinergid, antipoda.
            c. Embrio adventif, yaitu embrio yang terjadi dari sel-sel lain kandung lembaga. Misalnya dari nuselus.
Apomiksis menyebabkan terdapatnya lebih dari satu embrio
dalam biji dan kejadian ini disebut poliembrio. Misalnya pada jeruk,
mangga, atau duku.
III. Pemencaran alat perkembangbiakan
    Berdasarkan luasnya areal penyebaran, tumbuhan dapat dibedakan menjadi :

  •  Tumbuhan Kosmopolit, yaitu tumbuhan yang areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya Lumut.
  •  Tumbuhan Endemik, tumbuhan yang daerah penyebarannya terbatas, hanya terdapat di daerah tertentu saja. Contohnya Raflesia arnoldii hanya ada di daerah Bengkulu.
        Untuk memperluas tempat tumbuhnya, (areal atau daerah distribusi), calon individu baru dari suatu tumbuhan dilepaskan atau meninggalkan induknya (dipencarkan atau didispersalkan) dengan atau tanpa bantuan faktor-faktor lain. Pemencaran terbagi dua macam, yaitu: tanpa bantuan faktor luar dan dengan bantuan faktor luar.
    Tanpa Bantuan Faktor Luar
    Pemencaran alat perkembangbiakan tanpa bantuan faktorfaktor luar, misalnya:
    1. Rhizoma. Rhizoma tumbuh menjalar dalam tanah, dan pada suatu jarak tertentu dari induknya tunas rhizoma
        muncul di atas permukaan tanah menjadi tumbuhan baru. Misalnya pada bunga tasbih (Canna) dan berbagai jenis
         jahe-jahean (zingiberaceae).
   2. Pembentukan tunas-tunas (anakan) yang tetap berada dekat induknya sehingga terjadi rumpun. Misalnya pada
       bamboo (Bambusa), pisang (Musa) dan lain-lain.
   3. Tumbuhan induk pada geragih (stolon), pada jarak tertentu dapat menghasilkan tumbuhan baru. Misalnya pada
       pegagan (Centela asiatica), rumput teki (Cyperus rotundus).
   4. Gerak higroskopis. Gerak ini menyebabkan biji terpelanting. Misalnya pada : jarak (Ricinus sp) , kembang merak 
      (Caesalpinia pulcherrima) dan lain-lain.
Dengan Bantuan Faktor Luar
Pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan faktor luar, antara lain :
1. Dengan perantaraan angin (anemokori).
   Ciri tumbuhannya: alat perkembangbiakannya mudah diterbangkan oleh angin. Contoh tanamannya ialah:
   a. Anggrek (orchidaceae): biji kecil dan ringan.
   b. Lalang (Imperata cylindrica), kapuk (Ceiba pentandra), biduri (Calotropis gigantea): bijinya kecil, mempunyai rambut
       dan bulu-bulu.
   c. Mahoni (Swietenia): biji bersayap.
   d. Meranti, tengkawang: buah bersayap.
2. Dengan perantaraan air (hidrokori)
    Ciri tumbuhannya alat perkembangbiakan ringan, massa jenis lebih besar dari satu, mempunyai pelindung
    (perikarp/kulit buah) yang baik bagi calon individu baru. Contoh:
    a. Kelapa mempunyai tiga lapisan perikarp:
       * Eksokarp merupakan lapisan yang tipis, licin , mengkilap, tidak mudah basah, tidak mudah tembus air.
       * Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan banyak ronggarongga udaranya.
       * Endokarp merupakan lapisan yang keras, kuat, dan berfungsi sebagai pelindung terhadap embrio.
3. Dengan perantaraan hewan (zookori)
    Berdasarkan jenis hewan perantaranya dibedakan atas:
    a. Entomokori, yaitu pemencaran dengan bantuan serangga.
        Ciri tumbuhannya: biji kecil dan mengandung lemak, misalnya tembakau (Nicotiana).
    b. Ornitokori, yaitu pemencaran dengan bantuan burung. Ciri tumbuhannya: biji tidak dapat dicerna misalnya beringin
        (Ficus), dan benalu (Loranthyus).
    c. Kiropterokori, yaitu pemencaran dengan bantuan kelelawar.
        Ciri tumbuhannya memiliki bagian buah yang dapat dimakan, sedangkan bijinya tidak dapat dicerna. Misalnya:
        jambu biji (Psidium guajava), dan jambu air (Eugenia javanica).

    d. Mamokori, yaitu pemencaran melalui mamalia. Ciri tumbuhannya: memiliki buah atau biji yang dapat menempel

       pada tubuh mamalia, misalnya rumput jarum (Andropogon aciculatus) pada kelelawar, biji kopi (Coffea) oleh   musang.
4. Perantara manusia (antropokori), secara:
     * Sengaja, membantu pemencaran biji-biji tumbuhan dengan sengaja karena penting bagi kehidupan manusia.        
        Misalnya kina dan pala dari Amerika selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika.
     * Tidak sengaja, yaitu menempel dan melekat pada pakaian, tercampur dengan bahan-bahan tumbuhan yang  didatangkan dari daerah lain. Contoh rumput jarum dan pulutan.
5. Dengan bantuan panas
    Panas dapat meningkatkan tekanan udara ruang dalam buahbuahan, sehingga ketika tekanannya maksimum buah tersebut meledak dan biji-bijinya terpental keluar.

SUMBER: BAB VIII. VLANTAE - Crayonpedia.htm

2 komentar:

CAHAYA PENA mengatakan...

sumprit panjang banget, marai malas baca

anna nurfitriani mengatakan...

hahahha muk hasil kopas mbak...sumber refgerensi ntar nyusul