Jumat, 23 Maret 2012

CITRA DAN STATUS GURU JAMAN SEKARANG...



Status biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut.
Sebenarnya status sebagai guru dapat dipandang tinggi atau rendah, tergantung di mana ia berada. Sedangkan perannya yang berkedudukan sebagai pendidik seharusnya menunjukkan kelakuan yang layak sesuai harapan masyarakat, dan guru diharapkan berperan sebagai teladan dan rujukan dalam masyarakat dan khususnya anak didik yang dia ajar. Guru tidak hanya memiliki satu peran saja, ia bisa berperan sebagai orang yang dewasa, sebagai seorang pengajar dan sebagai seorang pendidik, sebagai pemberi contoh dan sebagainya.
Dulu citra seorang guru amatlah baik, karena guru dianggap sebagai seorang yang memiliki ilmu berlebih, bersifat bijaksana, mampu menjadi sumberi informasi, berwibawa, disegani dan pantas di jadikan panutan. Sehingga sosok guru yang bermartabat dan terhormat yang seperti pernah muncul ketika institusi pendidikan kita masih berbentuk pertapaan dan padepokan yang begitu bersahaja. Ketika itu guru berkuasa penuh untuk menggembleng anak didiknya agar disiplin, tangguh, tertib, tangguh dan lain-lain. Saat itu kehadiran seorang guru sangat tinggi citranya dimasyarakat kita, karena tak semua orang bisa menjadi guru. Tetapi karena perkembangan zaman, citra guru semakin terkikis. Posisi social guru dalam masyarakat pun kini mulai bergeser, guru tidak lagi menjadi legistimasi social yang terhormat dan bermartabat, sumber informasi bagimasyarakat dan lainnya. Peran guru tersebut sekarang telah tergantikan oleh sumberin formasi yang lebih canggih seperti internet, radio, televise, dan lainnya. Apabila guru tidak bisa mengimbangi perkembangan tetknologi ini, maka ia justru jauh ketinggalan daripada anak didiknya. Bukankah ini hal yang memalukan jika sampai terjadi?

 

Jika ditelusuri lebih lanjut, guru masa kini sebenarnya juga telah tertindih banyak beban. Bukan bermaksud untuk membela guru, tapi inilah yang terjadi dilapangan pada saat ini.
Pertama, tugas berat yang diembannya kurang diimbangi dengan tingkat kesejahteraan yang memadai. Gaji guru yang kecil pun masih diperas dengan beragam potongan dengan dalih untuk keperluan dana sosial, asuransi, atau pungutan lainnya. Tapi anehnya guru tidak bisa berkutik. Sikap penuh nilai pengabdian, loyalitas, dan tanpa pamrih, sepertinya telah membuat guru tak mau bersinggungan dengan konflik sehingga mereka memilih untuk diam.
Kedua, guru sering menjadi “kendaraan” untuk kepentingan tertentu. Guru tidak banyak pilihan. Kebebasan dan kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat telah dibatasi oleh simbol-simbol tertentu. Sehingga guru harus menjadi sosok yang nrimo, pasrah, dan tidak banyak menuntut walaupun dibawah tekanan sekalipun. Sikap seperti ini dilakukan agar guru tetap pada posisi aman dan berharap tidak mencari masalah, meskipun sebenarnya guru yang menjadi korban dan telah terboikot semua haknya.
Ketiga, harapan masyarakat yang terlalu “perfeksionis” dan berlebihan. Dalam kondisi yang tertentu, masyarakat tetap menuntut agar guru memiliki figure pengajar dan pendidik yang bersih dari cacat hokum dan moral. Gerak gerik guru selalu menjadi sorotan. Melakukan penyimpangan moral sedikit saja, masyarakat ramai-ramai menghujatnya. Ironisnya, harapan yang berlebihan itu tidak diimbangi dengan apresiasi masyarakat. Profesi guru dimata masyarakat masa kini telah kehilangan pamornya, tidak lagi dianggap sebagai pekerjaan yang luhur dan mulia.
Keempat, para  siswa dan pelajar masa kini semakin masa bodoh terhadap persoalan-persoalan moral, terjebak kedalam sikap instan. Akibatnya, guru merasa kehilangan cara terbaik dan punya nilai edukatif dalam menangani prilaku pelajar. Hal ini juga karena adanya hukum yang mengikat agar tidak ada tindakan kekerasan dalam sekolah. Beratnya beban yang mesti dipikul guru pada masa kini, jelas memerlukan perhatian serius dari berbagai kalangan untuk memposisikan guru pada arah yang lebih baik dan manusiawi. Reaktualisasi peran dan gerakan penyadaran dari semua pihak sangat diharapkan untuk memulihkan citra guru.
Selain itu dilain pihak, tidak sepenuhnya semua guru benar dan baik, lurus seperti peran yang seharusnya. Sekarang ini banyak sekali guru yang melaksanakan tugasnya dengan pamrih, Jika tidak digaji tidak menjalankan tugasnya sebagai pengajar, dan tidak mau menjalankan kewajiban yang seharusnya, jika dimintai tolong melihat dulu orang yang mau minta tolong tersebut. Selain itu sebagian besar peran guru yang kini telah digantikan oleh perkembangan teknologi yang maju, sehingga membuat mereka semakin malas dan berfikir kurang kreatif. Apalagi dijaman sekarang, guru bukan lagi sebagai pemberi atau penyampai materi, tapi hanya sebatas membimbing saja. Kesempatan akses informasi yang sangat besar, sangat memungkinkan siswa untuk mengeksplore pengetahuannya lebih luas, sehingga bukan hal yang mustahil jika siswa sekarang lebih pandai daripada gurunya. Kemungkinan  jika  ditinjau dari sisi buruk dari kecanggihan teknologi masa sekarang yang serba mempermudah pekerjaan manusia adalah dapat membekukan kretifitas dan daya pikir siswa.
Dewasa ini, banyak sekali orang yang ingin menjadi guru hanya karena mengejar materi, seiring dengan digembor-gemborkannya sertifikasi dikalangan guru. Sehingga, lulusan guru yang membludak sekarang ini tidak diimbangi dengan kualitas yang benar-benar bagus, yang akhirya juga akan berdampak pada pendidikan dinegeri ini. Selain itu, pendidikan moral yang seharusnya disampaikan guru disekolah seakan terkesampingkan karena guru lebih mengejar materi yang akan disampaikan. Bukan hanya itu saja, moral yang bagus yang harusnya dicontohkan sosok guru kini perlu dipertanyakan. Kenapa? Karena sekarang banyak  oknum dari tenaga pendidik yang melakukan penyimpangan. Mulai dari kekerasan, soal UAN yang sengaja dibocorkan, korupsi dan lainnya. Dengan demikian pemerintah harus menindak tegas pelaku enyimpangan tersebut. Jadi seiring dengan kualitas guru dan peran yang semakin menurun, citra guru dalam masyarakat juga semakin memburuk.


Tidak ada komentar: